Okita.News, SINJAI - Aroma busuk dugaan korupsi kembali mencuat dari tubuh pemerintahan daerah Proyek raksasa senilai Rp 21,9 miliar lebih yang digelontorkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Padat (Incenerator) dan Limbah Cair (IPAL) di 16 Puskesmas di Kabupaten Sinjai kini menjadi sorotan tajam aparat penegak hukum.
Bagaimana tidak, proyek yang digadang-gadang sebagai solusi pengelolaan limbah medis sejak tahun 2016 itu ternyata tidak pernah benar-benar difungsikan. Alasannya, Tidak memiliki izin operasional sejak awal.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Sinjai, Dr. Zulkarnaen, S.H., M.H., membenarkan bahwa pihaknya tengah mendalami dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek bernilai fantastis tersebut. Kepada awak media pada Selasa (26/05/2025), Zulkarnaen menegaskan bahwa tim penyelidik Kejari Sinjai telah terbentuk dan bergerak cepat.
“Kami tengah menyelidiki pembangunan incenerator dengan nilai Rp12,3 miliar dan IPAL cair senilai Rp 9,6 miliar. Semua ini dibangun menggunakan anggaran negara dan dikelola oleh Dinas Kesehatan Sinjai, namun nyatanya mangkrak dan tidak berfungsi maksimal,” tegas Zulkarnaen.
Fakta yang lebih menggemparkan, dari hasil pemeriksaan penyelidik, ditemukan bahwa incenerator yang dibangun tidak pernah beroperasi karena tidak mengantongi izin lingkungan, sedangkan IPAL cair mengalami kerusakan pada sejumlah bagian hingga akhirnya nyaris tidak berguna.
“Sudah 13 orang diperiksa, termasuk sejumlah pihak dari 16 Puskesmas terkait. Dan ini baru awal. Kami masih akan memanggil belasan pihak lainnya,” ujarnya.
Proyek yang seharusnya menjadi garda terdepan pengelolaan limbah infeksius beracun kini justru menjadi sumber limbah dugaan korupsi. Limbah medis yang seharusnya dimusnahkan dengan aman, kini berpotensi menjadi ancaman serius bagi lingkungan dan masyarakat.
Zulkarnaen menegaskan bahwa Kejari Sinjai akan mengusut tuntas kasus ini hingga ke akar-akarnya. Ia bahkan menyebut bahwa indikasi tindak pidana korupsi dalam proyek ini sangat kuat.
“Kami akan dalami setiap detailnya. Tidak menutup kemungkinan adanya aktor besar di balik proyek gagal ini,” pungkasnya penuh makna.
Kini publik menanti, apakah penegakan hukum benar-benar akan menjerat para oknum yang bermain di balik proyek bernilai miliaran ini, atau justru kasus ini akan menjadi bangkai yang kembali ditimbun.