Okita.News - POLITIK- Pilkada telah usai, suara rakyat telah ditentukan, namun yang tersisa bukan hanya pemenang dan kekalahan. Di balik gegap gempita hasil pemilihan, terselip benang kusut yang perlu diurai, luka politik, gesekan antar pendukung, hingga janji-janji yang kini mulai ditagih.
Pasca hari pencoblosan, tensi politik di berbagai daerah belum benar-benar turun. Euforia kemenangan belum sepenuhnya mampu meredam kekecewaan dan kecurigaan dari pihak yang kalah. Tak sedikit pula masyarakat yang terjebak dalam polarisasi tajam akibat pertarungan politik yang keras, bahkan hingga ke ranah keluarga dan pertemanan.
"Pilkada bukan hanya soal menang-kalah, tapi bagaimana kita membangun kembali ruang dialog, menyembuhkan luka sosial, dan memastikan semua pihak kembali duduk bersama," Ungkap salah satu pengamat politik
Tak hanya wacana, isu netralitas ASN, dugaan politik uang, hingga manuver elite lokal juga menjadi sorotan. Sebagian pihak mulai mendorong pembentukan tim rekonsiliasi non-formal untuk merangkul para simpatisan dari berbagai kubu demi meredam konflik horizontal.
Sementara itu, di tengah kondisi yang masih hangat, rakyat kini menanti aksi nyata dari para pemimpin terpilih. Bukan sekadar seremonial, tapi realisasi janji kampanye, infrastruktur yang lebih baik, pelayanan publik yang cepat, hingga keberpihakan pada ekonomi rakyat kecil.
Benang kusut Pilkada harus segera diurai, bukan ditarik makin kencang. Karena demokrasi sejatinya adalah perayaan kedewasaan politik, bukan ajang permusuhan yang berkepanjangan.
Editor: Sahar