Notification

×

Kategori Berita

Tags
SANTIAJI

KOMINFO

PEMDA

ROMPEGADING

JAMPU

PALANGISENG

ELYASMAN

KAPOLRES

POLRES BARRU

Indeks Berita

Tag Terpopuler

"Orang Tidak Melihat Saat Kita Sabar, Tapi Orang Melihat Kita Saat Kurang Ajar"

Rabu, 07 Mei 2025 | Mei 07, 2025 WIB Last Updated 2025-05-07T01:22:08Z
Okita.News, - Pandangan Pojok Warkop - Di dunia yang serba cepat dan penuh tekanan ini, kesabaran seringkali menjadi kekuatan yang tak terlihat. Kita bisa menahan diri berkali-kali, menutup mulut saat disakiti, menahan amarah saat dihina, dan tetap bersikap baik meskipun hati tersayat. Tapi sayangnya, semua kesabaran itu sering tak dianggap. Orang jarang memperhatikan ketenangan kita, pengendalian diri kita, atau bagaimana kita memilih untuk tidak membalas.

Namun, ketika satu kali kita terpancing emosi, berkata kasar, membentak, atau melawan dengan keras itulah yang dilihat, diingat, bahkan dijadikan label oleh orang-orang. Satu momen “kurang ajar” bisa menghapus seribu momen sabar di mata mereka.

Ini adalah ironi sosial yang menyakitkan. Kita hidup dalam masyarakat yang lebih cepat menghakimi daripada memahami. Ketika seseorang marah, jarang ada yang bertanya, “Apa yang membuat dia seperti itu?” Tapi lebih sering kita mendengar, “Lihat tuh, temperamennya jelek.” Padahal, kemarahan itu mungkin hasil akumulasi dari luka dan kesabaran yang lama dipendam.

Kutipan “Orang tidak melihat saat kita sabar, tapi orang melihat kita saat kurang ajar” bukan sekadar keluhan, tapi juga cerminan dari bagaimana dunia memperlakukan emosi manusia secara tidak seimbang. Ini menjadi pengingat bahwa tidak semua reaksi negatif lahir dari niat buruk. Terkadang, itu hanya jeritan terakhir dari seseorang yang sudah terlalu lama mencoba menjadi kuat dan sabar tanpa didengar.

Jadi, sebelum kita buru-buru menilai orang yang sedang “meledak”, cobalah melihat sisi lain, berapa kali dia sudah mencoba menahan diri? Dan berapa lama dia bertahan tanpa meminta simpati?

Karena sesungguhnya, sabar itu sunyi. Tapi "kurang ajar" selalu jadi lirikan para orang-orang yang punya kepentingan.

By. Sahar 
display this